Penyebab Thrips adalah serangga sepanjang 1-2 mm berwarna kuning, hitam atau berbelang. Beberapa varietas memiliki dua pasang sayap, yang lain tidak memiliki sayap sama sekali. Mereka berhibernasi dalam residu tanaman atau di tanah atau di tanaman inang alternatif. Mereka juga vektor untuk berbagai penyakit virus.
Makadari itu perangkap warna yang digunakan untuk menangkap hama serangga biasanya berwarna kuning (yellow sticky trap) atau biru (blue sticky trap). Hasil penelitian Rizkika, 2010 menunjukkan bahwa serangga paling banyak terperangkap pada sticky trap berwarna putih antara lain, yaitu Ordo: Diptera, Famili: Agromyzidae, Muscidae, Culicidae
6bkwc. Penyakit keriting daun pada tanaman cabai telah menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi petani, karena tanaman cabai yang terserang virus akan merusak klorofil daun dan berakibat pada terganggunya pertumbuhan dan menurunnya produksi bahkan tanaman akan mati secara dengan pemakaian pupuk organik Nasa dan pestisida organik Nasa yang mana sudah banyak para petani cabai yang membuktikan bahwa mampu menahan penyebaran hama thrips pada tanaman cabai. Penyakit keriting daun pada tanaman cabai diawali oleh hama thrips yaitu kutu / serangga berwarna putih. panjang tubuh lebih kurang 1 mm. serangga ini tergolong kecil namun dapat dilihat dengan mata telanjang. hama ini pemangsa segala jenis tanaman. kutu menyerang tanaman muda secara bergerombol, daun yang terserang akan mengerut dan melingkar, cairan manis yang dikeluarkan kutut membuat semut dan embun jelaga berdatangan. embun jelaga warna hitam sering menandakan serangan kutu thrips sedeng berlansung. Pengendalian kutu thrips dapat dilakukan dengan furadan 3G dengan dosis 60 – 90 kg / ha atau sekitar 2 sendok makan / 10 m bujur sangkar area. Gejala serangan hama Thrips / kutu putih Adanya strip – strips pada daun dan berwarna keperakan seperti noda akibat dimakan kutu thrips, kemudian warna tersebut berubah menjadi coklat muda. Adanya kutu thrips pada bagian bawah daun dan mudah terlihat disaat pagi hari atau sebelum terik hari, kutu thrips pada saat terik hari akan sembunyi disela – sela daun sehingga kurang terlihat. Hama kutu thrips merupakan sebagai carrier atau pembawa virus yang menyebabkan penyakit keriting daun pada tanaman cabai, apabila tanaman telah terserang virus yang dibawa oleh kutu thrips maka penanggulangan akan sulit karena tidak ada obat kimia yang dapat mengatasi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mencabut batang dan dimusnahkan dengan cara dibakar. Gejala serangan virus yang di bawa kutu thrips Bercak kuning diatas permukaan daun, perlahan meluas hingga seluruh permukaan daun menguning. Bentuk daun menjadi lebih kecil dari ukuran normal. Daun melengkung dan kaku. Daun terlihat keriting. Setelah kuning daun sebagian besar rontok. Dibawah permukaan daun terdapat hama / kutu berwarna putih. Daun tanaman cabai menguning,keriting dan kerdil akibat penyakit keriting daun. Pengendalian secara kultur teknis Dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman atau tidak menanam cabai secara bertahap sepanjang musim. Pengendalian dan pencegahan menggunakan Produk Nasa Penggunakan Produk Nasa yang berupa Natural Glio yang telah di fermentasikan dengan pupuk kandang dari sebelum tanam. Olah tanah yang baik dari tanaman sebelum tanam dengan menggunakan Produk Organik Nasa + pupuk kimia yang biasa di pakai sampai tanaman selesai panen. Adapun pupuk Organik Nasa yang di pakai adalah POC NASA + SUPER NASA + HORMONIK. Pemakaian Produk Nasa yang berupa Power Nutrition setelah panen cabai kedua. Penyemprotan Pestisida organik Nasa yang berupa Pestona,pentana dan aero-810 dari awal tanam sampai interval 7 – 10 hari sekali. Apabila tanaman cabai sudah terkena serangan Thirps yang cukup parah bisa menggunakan pestisida kimia.
Hama thripskutu/serangga berwarna putih merupakan carrier atau pembawa virus yang menyebabkan penyakit keriting daun pada tanaman cabai. apabila tanaman telah terserang virus yang dibawa oleh hama thrips,penanggulangannya akan sulit karena tidak ada obat kimia yang dapat mengatasinya. salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mencabut batang dan memusnahkannya dengan cara dibakar. pernyataan tersebut diperoleh berdasarkan. tolong ya makasih!
JAKARTA, - Kutu putih alias coccoidea dan pseudococcoidea adalah salah satu jenis hama bagi tanaman yang termasuk dalam kelompok serangga skala. Kutu putih dapat ditemukan di seluruh dunia, kecuali di daerah kutub. Mereka lebih menyukai area hangat dan lembab yang menyediakan cukup makanan tumbuhan.Dilansir dari beberapa sumber, Senin, 14/12/2020, kutu putih dapat dengan cepat mereproduksi dan menghasilkan kerusakan yang signifikan pada tanaman di kebun dan rumah kaca. Baca juga Mengenal Kutu Putih pada Tanaman dan Cara Menanganinya Mereka juga mengganggu di ladang pada tanaman komersial penting seperti nanas, anggur, tebu, kopi, jeruk dan anggrek, yang memfasilitasi penyebaran berbagai penyakit tanaman. Mengenai kutu putih, ada beberapa fakta menarik dan penting yang perlu kamu ketahui untuk memberikan pengetahuan yang lebih luas dengan hama satu ini. Berikut di antaranya. 1. Panjang tubuhnya bisa mencapai 0,1 inci Mengenai ukuran kutu putih, mereka bisa mencapai panjang 0,04-0,1 inci. Warna tubuh tergantung pada spesiesnya, mereka bisa berwarna putih, abu-abu, kuning, merah muda atau ungu. 2. Bertubuh lonjong Kutu putih memiliki tubuh lonjong, tersegmentasi tanpa cangkang keras di permukaan. Beberapa spesies memiliki struktur mirip ekor di ujung badan atau filamen yang menimbulkan kesan banyak kaki. Baca juga Tanaman-tanaman Ini Bisa Usir Kutu di Halaman Rumah 3. Tubuh terbungkus lilin katun Kutu putih betina ditutupi dengan lilin katun putih yang bertanggung jawab untuk penampilan seperti tepung, sehingga menjadi nama "kutu putih". Lapisan ini mencegah hilangnya air dari tubuh lunaknya. Sementara untuk kutu putih jantan terlihat seperti agas. Mereka memiliki sayap, tetapi tidak memiliki mulut mereka tidak makan. 4. Pemakan tumbuhan Betina dan kutu putih yang belum dewasa adalah herbivora. Mereka bisa ditemukan di kulit kayu, batang, daun, bunga dan buah. Kutu putih menggunakan alat mulut seperti jerami yang dirancang khusus yang disebut "stylets" untuk mengekstraksi getah dari jaringan tanaman. SHUTTERSTOCK/VIKTORIALVANETS Ilustrasi kutu putih pada tanaman. 5. Mengeluarkan cairan manis Kutu putih dapat mengeluarkan cairan manis yang disebut melon produk sisa makanannya. Cairan ini merupakan media yang cocok untuk jamur yang cepat menyebar di permukaan tanaman inang dan mencegah fotosintesis dengan menghalangi sinar matahari. 6. Memakan nutrisi pertumbuhan tanaman Kutu putih mengurangi jumlah nutrisi di jaringan tanaman dan menyuntikkan air liur beracun yang mencegah pertumbuhan dan perkembangan normal tanaman. Baca juga Simak, Cara Alami Membasmi Kutu Putih pada Tanaman7. Bisa bekerja sama dengan semut Beberapa spesies semut melindungi kutu putih dari predator dan menggunakan bahan tanaman dan tanah untuk membangun tempat berlindung bagi mereka. Sebagai gantinya, kutu putih mengeluarkan melon yang merupakan sumber makanan yang sangat baik untuk semut. 8. Mudah membuat gatal manusia Tidak hanya tumbuhan tanaman, kutu putih juga berbahaya bagi manusia. Saat seseorang terpapar kutu putih, mereka akan merasakan gatal. Jadi saat mencoba mengusir kutu putih dari tanaman, kamu perlu berhati-hati. 9. Merusak buah tanaman Kutu putih tidak hanya menyerang daun maupun batang sebuah tanaman, tapi juga bisa pada bagian buah. Jika bagian buah diserang oleh kutu putih, maka bentuk buah menjadi abnormal. 10. Musuh beberapa serangga Lalat jala hijau atau green lacewing dan kumbang adalah musuh alami kutu putih. Keberadaan kutu putih bisa terancam jika ada 2 serangga tersebut. Baca juga Kenali 3 Jenis Kutu Putih yang Bisa Menyerang Tanaman 11. Mudah berkembang biak Kutu putih dapat menghasilkan keturunan sepanjang tahun, dengan puncaknya selama musim semi dan musim gugur suhu dan kelembaban optimal selama periode tahun ini. 12. Berkembang biak banyak Betina bertelur atau melahirkan bayi hidup, tergantung pada spesies kutu putih. Betina bertelur menghasilkan 200 hingga 600 telur dan membungkusnya dalam kepompong lilin. Kutu putih yang baru menetas, lebih dikenal sebagai "crawler", muncul setelah 6 hingga 14 hari. 13. Metamorfosis tidak sempurna Kutu putih memiliki metamorfosis tidak sempurna serangga holometabolous. Mereka menjalani tahap larva 4 betina hingga 5 jantan disebut instar sebelum mereka mencapai usia dewasa. Baca juga Ini Jenis Tanaman yang Rentan Terkena Kutu Putih 14. Kutu putih betina lebih bertahan hidup Kutu putih betina dapat bertahan hidup beberapa bulan, sedangkan kutu putih jantan mati segera setelah mereka membuahi betina. 15. Kutu putih bisa mati oleh tawon parasit Tawon parasit yang bertelur dan menetas di dalam kutu putih muda digunakan sebagai senjata biologis untuk melawan hama ini. Tawon parasit memakan cairan internal kutu putih. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Bertani memang tidak hanya memperhatikan jenis tanaman dan menunggu hasil panen. Dalam prosesnya, banyak yang perlu kamu perhatikan, salah satunya mengenai hama yang sering menjangkiti tanaman pada lahan kamu. Meski sudah dirawat sedemikian rupa, hama kadang datang tiba-tiba dan membuat tanaman jadi kering dan gagal tumbuh dengan baik. Hama tanaman memang tidak terduga dan bisa menyerang kapan saja. Jenisnya pun bermacam-macam. Namun, kali ini CROWDE ingin membahas 4 binatang yang sering menjadi hama tanaman dan membuat para petani kerepotan membasminya. Yuk, simak! Jenis-Jenis Hama Serangga 1. Thrips Hama thrips merupakan serangga dengan bentuk yang kecil, ramping, dan memiliki kulit tubuh berwarna gelap. Hama ini sering disebut sebagai lalat petir yang umumnya merusak tanaman, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Jika kamu menemukan daun pada tanamanmu layu atau berbintik-bintik, itu merupakan tanda awal tanamanmu terjangkit hama Thrips. Hama Thrips biasanya akan menyerang mulai dari sisi bawah daun dan akan terbang atau merangkak, lalu menyedot getah dari daun, batang, dan bunga. Setelah tanaman terkena hama serangga, biasanya akan muncul bintik hitam seperti pernis pada bagian tubuh tanaman. Lantas bagaimana cara membasminya? Cara membasminya Pindahkan tanaman yang terkena hama dari kelompoknya, lalu bilas daunnya untuk menggugurkan bagian yang terkena hama. Buat larutan dari insektisida organik yang dicampur dengan 1 sendok teh sabun cair dan 1 liter air. Kamu juga bisa menggunakan minyak nimba. Lalu, semprotkan pada tanaman yang terserang hama tadi. 2. Kutu Putih Kutu putih merupakan hama serangga yang berbentuk oval dan berukuran sangat kecil seperti kutu pada umumnya, sehingga sering disangka sebagai debu. Keberadaan kutu putih sangat merugikan tanaman, karena ia akan mengisap sari kehidupan dari tanaman yang kamu miliki. Kutu putih biasanya hidup berkoloni di bawah daun dan di celah antara daun dan batang atau percabangan baru pada tanaman. Nah, cara membasminya adalah dengan mencegah penyebarannya. Kamu bisa mengoleskan kapas yang sudah dicelup ke dalam alkohol pada setiap kutu putih yang terlihat di tubuh tanaman. Sebagai bentuk pencegahan, kamu bisa merawat tanaman dengan minyak nimba. Encerkan 1 sendok teh minyak nimba dengan setengah sendok teh sabun cuci piring dan 1 liter air. Oleskan ke seluruh bagian tanaman dan lakukan secara rutin. Baca juga Pestisida Adalah Obat Tanaman. Cek 3 Cara Tepat Memilihnya, yuk! 3. Kutu Daun Tak berbeda jauh dari kutu putih, kutu daun juga punya ukuran tubuh yang kecil, kurang dari seperempat inci. Dengan tubuh yang lunak, bentuk tubuhnya menyerupai buah pir yang mempunyai kaki panjang dan antena dengan warna yang beragam, seperti cokelat, hitam, putih, jingga, atau hijau muda. Keberadaan kutu daun ini menyerang bagian tanaman baru dan memakan bagian batang, percabangan, dan kuncup yang lunak. Serangga ini mengisap getah yang berisi nutrisi dari tanaman dan meninggalkan daun yang kering, menguning, dan bunga yang gagal berkembang. Jika diperhatikan, kutu daun senang hidup berkelompok. Cara membasmi kutu daun sangat mudah, kamu bisa menyemprotkan tanaman dengan air yang alirannya deras. Atau bisa menyemprotkan campuran larutan 1 sendok makan sabun cair murni dengan 1 liter air. Dijamin, hama serangga ini akan hilang. 4. Agas Jamur Agas jamur punya bentuk seperti lalat kecil yang sering berkembang biak di tanah yang lembab. Menyerang bagian akar tanaman sejak masih jadi larva, hama yang satu ini memang sangat merugikan. Setelah menetas, agas jamur akan hinggap di pot tanaman kamu dan menghisap sari-sari makanan dari tanaman. Cara membasminya bisa dengan membiarkan tanah pada tanaman benar-benar kering dan tidak melakukan penyiraman yang berlebihan. Sebagai bentuk perawatan, encerkan hidrogen peroksida 3% dengan air, perbandingan 14 dan gunakan untuk menyiram tanaman. Jenis-jenis hama serangga memang ada banyak, namun keempat inilah yang sering ditemukan di lahan pertanian. Setelah mengenali 4 jenis hama serangga dan cara membasminya, kamu bisa mulai memperhatikan dan merawat tanaman kamu agar tetap sehat dan bisa menghasilkan panen dengan kualitas bagus. Yuk belajar bertani bersama CROWDE!
Oleh I WAYAN SWASTIKA,SP,M,Si POPT MADYA KOTA DENPASAR Latar Belakang Serangga Paracoccus marginatus merupakan hama baru yang menyerang beberapa tanaman hortikultura di Bali. Hama ini diduga berasal dari Benua Amerika yang diperkirakan migrasi ke Indonesia pada Tahun 2008. Akibat serangan serangga ini beberapa jenis tanaman buah-buahan, sayuran dan umbi-umbian mengalami kerusakkan yang cukup berat bahkan sampai intensitas diatas 90% atau disebut puso. Populasi serangga ini umumnya meningkat bila didukung oleh faktor lingkungan seperti iklim kemarau yang sedikit curah hujanya. Untuk antisipasi keberadaan hama ini perlu dilakukan upaya yang serius dengan melibatkan semua komponen baik petugas POPT maupun masyarakat. Gambar Daun terserang dan serangga kutu putih Paracoccs marginatus Tanaman hias juga terserang hama kutu putih, dan parahnya hama ini bisa terbang serta pindah ke tanaman lainnya dengan cepat, ditambah dengan kemampuannya bertelur, yang cukup tinggi. Untuk itu ekobiologi kutu putih P. marginatus ini sangat menarik dipelajari mengingat hama ini termasuk serangga exotik, kosmopolit serta polipag. Tujuan Dengan mengetahui studi biologi P. marginatus diharapkan mampu melakukan antisipasi dengan meningkatkan kewaspadaan serangan terhadap komoditi hortikultura serta ditemukan konsep teknologi pengendalian yang efektif efisisen Rumusan masalah Apakah hama kutu putih akan meluas dan merusak tanaman hortikultura di Kota Denpasar dan mampukah dikendalikan dengan cara yang efektif degan tidak merusak kelestarian lingkungan ? Metode Metodelogi yang digunakan dalam pengumpulan data pada penulisan ini yaitu dengan tinjauan pustaka dan hasil pengamatan lapangan sesuai dengan model pengamatan tanaman hortikultura yang dituangkan dalam Buku Pedoman Pangamatan OPT Hortikultura Ditlin, 2008 Tinjauan Pustaka Kutu mengacu pada berbagai artropoda berukuran kecil hingga sangat kecil. Nama ini dipakai untuk sejumlah krustasea air kecil seperti kutu air, serangga seperti kutu kepala dan kutu daun, serta — secara salah kaprah — berbagai anggota Acarina tungau dan caplak, yang berkerabat lebih dekat dengan laba-laba daripada serangga. Semua disebut "kutu" karena ukurannya yang kecil. Dengan demikian, pengertian awam istilah ini tidak memiliki arti taksonomi. Dalam arti lebih sempit, kutu adalah serangga yang tidak bersayap dan berukuran kecil, yang dalam bahasa Inggris mencakup flea kutu yang melompat, ordo Siphonaptera dan louse kutu yang lebih suka merayap, ordo Phtiraptera yangn semuanya adalah parasit. Dalam bahasa Indonesia keduanya tidak dibedakan, malah mencakup juga sebagian dari kerabat wereng ordo Hemiptera dan beberapa anggota ordo Coleoptera. Untuk menjelaskan, diberi keterangan di belakang kata "kutu". Para biologiwan berusaha mendayagunakan kata tuma bagi kelompok Phtiraptera, walaupun menyadari terdapat kesulitan dalam penerapannya.Ditlin, 2011 Kutu mengacu pada berbagai artropoda berukuran kecil hingga sangat kecil. Nama ini dipakai untuk sejumlah krustasea air kecil seperti kutu air, serangga seperti kutu kepala dan kutu daun, serta — secara salah kaprah — berbagai anggota Acarina tungau dan caplak, yang berkerabat lebih dekat dengan laba-laba daripada serangga. Semua disebut "kutu" karena ukurannya yang kecil. Dengan demikian, pengertian awam istilah ini tidak memiliki arti taksonomi. Dalam arti lebih sempit, kutu adalah serangga yang tidak bersayap dan berukuran kecil, yang dalam bahasa Inggris mencakup flea kutu yang melompat, ordo Siphonaptera dan louse kutu yang lebih suka merayap, kebanyakan ordo Phtiraptera yang semuanya adalah parasit. Dalam bahasa Indonesia keduanya tidak dibedakan, malah mencakup juga sebagian dari kerabat wereng ordo Hemiptera dan beberapa anggota ordo Coleoptera. Untuk menjelaskan, diberi keterangan di belakang kata "kutu". Para biologiwan berusaha mendayagunakan kata tuma bagi kelompok Phtiraptera, walaupun menyadari terdapat kesulitan dalam penerapannya. Diskripsi Hama kutu putih atau bahasa kerennya mealy bug atau Paracoccus marginatus merupakan salah satu hama yang kerap menyerang tanaman, baik tanaman sayuran maupun tanaman hias, Hama jenis serangga ini mengeluarkan sejenis zat putih yang berlilin, berkapas putih yang menutupi keseluruhan badan lembut yang berwarna merah muda, menyebabkan ia kelihatan seperti debu putih. Kutu putih dapat ditemukan pada bagian tanaman yang menjadi pertemuan antara daun dan batang buku-buku batang, atau batang dan buah kebetulan pohon jeruk juga terkena hama ini, dan sang kutu berdiam diri di sela sela buah dan batang, serta diatas dan atau dibawah daun muda. Sang kutu menyerang tanaman dengan cara menghisap sari dari tanaman, yang mengakibatkan tanaman menjadi layu, dan itu juga sebabnya daun muda tanaman hias semuanya mengkerut. Selain itu kutu putih ini juga mengeluarkan cairan manis seperti madu yang dapat mengundang semut, dan seperti pepatah ada gula ada semut, maka juga berlaku keadaan ada kutu putih ada pula semut, pada awalnya semut ini berfungsi sebagai predator alam sang kutu tapi ternyata bukan begitu adanya. Menurut beberapa sumber, hama kutu putih terjadi pertama kali di luar negeri pada 1998, tepatnya di Florida, Amerika Serikat. Hama ini bisa sampai ke Indonesia dengan perantara melalui tanaman hias impor seperti plumeria, hibiscus, acalypha yang dikenal luas sebagai tanaman inang hama kutu putih yang sama. Dengan kemampuannya menempel di baju, bisa jadi salah satu kemungkinan mengapa sang kutu bisa ada di Indonesia adalah melalu proses pertukaran baju dan atau kegiatan import barang bekas, bisa juga sang kutu menempel di baju pelancong dari luar negeri lalu melayang terbang saat sang turis singgah di Indonesia. Tentu saja ini masih harus dibuktikan lebih lanjut, dan karena tidak ada pihak yang berniat untuk mengadakan penelitian mengenai ini, maka sosialisasi kepada masyarakat tani. Dengan kemampuannya dalam berkembangbiak, disebutkan bahwa kutu putih dewasa betina mampu bertelur hingga 500 butir yang diletakkan dalam satu kantung telur terbuat dari lilin dan berbiak 11-12 generasi dalam kurun setahun, adalah menjadi sangat wajar bila kutu ini menjadi ancaman serius didalam dunia pertanaman. Saking seriusnya, sampai ada penelitian mengenai sang kutu seperti dilaporkan dalam Journal of Agricultural and Urban Entomology, berikut ini tampilkan abstrak dari penelitian tersebut. SIKLUS HIDUP Betina Berada di urutan Hemiptera apa yang disebut "bug yang benar", kutu putih mengaburkan mengalami metamorfosa tidak lengkap; nympha muda mirip orang dewasa dalam bentuk tubuh, mengambil enam sampai sembilan minggu untuk matang, dan mempertahankan penggunaan semua enam kaki sepanjang kehidupan mereka. Tergantung pada suhu, kutu putih mengaburkan dapat menyelesaikan 2-3 generasi per tahun; betina akan meletakkan cengkeraman beberapa ratus telur jeruk di kantung kapas, dari mana peri akan menetas dan muncul setelah hari sekitar 5-10. Jika kondisi lingkungan terlalu dingin, nimfa muda akan tetap berada dalam kantung sampai kenaikan suhu. Abstrak kutu putih bertelur sepanjang tahun, dan selama musim dingin, di bawah kulit pohon dan tanaman merambat meskipun tidak ada dormansi benar. Populasi ini overwintering termasuk kutu putih individu dari semua tahap pembangunan, tetapi didominasi oleh telur dan instar pertama, kematian menahan musim dingin untuk peri muda adalah tinggi, tetapi beberapa individu biasanya yang tercepat untuk menetas akan bertahan dan memakan daun musim semi pertama . Kematian dalam generasi non-overwintering sangat menurun. Jantan dan kawin Kutu putih mengaburkan Male tidak memberi makan, dan memiliki umur manusia sangat pendek 2-3 hari; jantan akan berputar kepompong lama setelah menetas, di mana mereka mengembangkan sayap. Setelah muncul dari kepompong mereka, kutu putih mengaburkan jantan akan terbang menuju aroma feromon seks betina, mate sebanyak mungkin, kemudian mati. Mengingat umur pendek laki-laki, waktu dari emisi betina dari feromon seks adalah penting; perempuan akan memancarkan feromon hari dan malam sekitar waktu munculnya laki-laki terutama di musim semi, maka segera dihentikan setelah pembuahan. Mengaburkan kutu putih umumnya mate pada senja dan fajar. Feromon seks perempuan mengaburkan kutu putih memiliki sifat malang kadang-kadang menarik tawon parasit seperti Peregrina Tetracnemoidea, dan karena itu suatu kairomone. EKOLOGI Diet Abstrak kutu putih memakan floem pada pohon pepaya dan kayu-bertangkai tanaman, terutama pohon-pohon kamboja dan tanaman anggur. Beberapa individu vektor untuk patogen infeksius dan dapat menularkan dari tanaman ke tanaman sementara makan; selentingan kutu putih-leafroll terkait penyebaran virus tipe III GRLaV-3, khususnya, telah mendatangkan malapetaka di antara buah anggur di Selandia Baru, mengurangi hasil panen kebun anggur terinfeksi hingga 60%. Simbiosis Female honeydew kutu putih mengekskresikan, cairan, kental manis dibuat sebagai produk sampingan dari pencernaan koloni besar kutu putih bisa menghasilkan cukup melon meresap melalui kulit dan daun, meninggalkan mengkilap, patch lengket pada bagian luar tanaman. Beberapa semut telah mengembangkan suatu hubungan simbiotik dengan kutu putih jelas, merawat dan melindungi serangga dari musuh alami untuk meningkatkan produksi melon, di mana pakan semut. Hubungan ini mirip dengan salah satu bahwa beberapa semut dengan kutu daun. Sampar Jenis ini merupakan hama di Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia, Selandia Baru, dan Iran, khususnya di kebun-kebun anggur dan kebun buah. Para kutu putih mengaburkan telah menyebabkan kerusakan terutama besar untuk kebun-kebun anggur di Pantai Tengah California, di mana ia merupakan spesies dikenali dan tidak memiliki predator alami. Banyak upaya telah dilakukan untuk mengendalikan populasi kutu putih jelas di rumah kaca komersial dan kebun-kebun anggur, menggunakan kedua pestisida sintetik dan parasit kutu putih diperkenalkan. Karena lapisan lilin yang kutu putih jelas dan kebiasaan mencari situs makan terlindung melindunginya dari pestisida berbasis air, pestisida organofosfat berbasis minyak di antara lebih beracun pestisida yang paling efektif dalam mengurangi kepadatan penduduk, meskipun pestisida tersebut dapat membahayakan tanaman jika diterapkan setelah yang pertama tunas. Meskipun demikian, beberapa tempat di Selandia Baru populasi kutu putih jelas telah mengembangkan ketahanan terhadap pestisida organofosfat. Karena racun yang tinggi dan regulasi ketat pestisida organofosfat, beberapa vintners California telah mengimpor parasit alami kutu putih jelas dari Chili, terutama Pseudaphycus flavidulus dan Leptomastix epona. Upaya tersebut sejauh ini hasil yang tak tentu, sedangkan kutu putih jelas mampu encapsulating dan membunuh telur epona L. dan dactylopii L., misalnya, rendering parasit yang tidak efektif. Di sisi lain, keberhasilan yang signifikan dalam mengurangi populasi kutu putih jelas telah menghasilkan dari mengisolasi mereka dari semut Simbion mereka. PENGENDALIAN Upaya pengendalian yang dilakukan terhadap serangga kutu putih P. marginatus mengingat kutu ini mempunyai karakteristik yang unik seperti bionomi yang perkembanganbiaknya partenegogenesis, mengeluarkan ekskresi seperti gula dan lapisan lilin pada bulu berupa tepung. Untuk itu pengendalian harus sesuai dengan konsep pengendalian hama terpadu. Keamanan terhadap lingkungan dan produksi juga harus menjadi perhatian mengingat tanaman terserang selain hortikultura juga tanaman hias yang biasanya sebagai tanaman peneduh di pinggir jalan. Hasil pengendalian yang efektif efisien sudah pernah dilakukan adalah 1. Penyemprotan dengan air yang dicampur detergen 10% menyebabkan populasi berkurang sampai 70% 2. Menggunakan pestisida nabati daun tembakau konsentrasi 20% ditambah degergen 5% efektif menurunkan populasi sampai 65% 3. Penggunaan insektisida sistemik dengan cara pengeboran batang sampai empulur kemiringan 45o mampu menekan populasi sampai 95% KESIMPULAN DAN SARAN Kutu putih berkembangbiak secara partenogenesis. Perkembangan nimfa kutu putih terdiri dari tiga instar sebelum menjadi imago. Lama perkembangan nimfa instar satu sekitar 11,45±0,29 hari pada mangga dan sekitar 12,95±0,33 hari pada pepaya. Lama perkembangan nimfa instar dua sekitar 9,85±0,29 hari pada mangga dan sekitar 11,05±0,34 hari padak pepaya. Sedangkan lama perkembangan nimfa instar tiga sekitar 10,80±0,31 hari pada mangga dan 11,55±0,20 hari pada pepaya. Total lama perkembangan hidup pradewasa pada daun mangga lebih cepat yaitu sekitar 32,100,33 hari dibandingkan pada pepaya sekitar 35,55  0,43 hari. Total lama hidup imago sekitar 20,40±0,74 hari pada mangga dan 20,20±0,57 hari pada pepaya. Mangga merupakan inang alternatif bagi hama kutu putih P. Marginatus. Untuk mencegah penyebaran dan perkembangan hama kutu putih di pertanaman, sanitasi lahan dari sisasisa mangga yang terserang kutu putih perlu diperhatikan sebelum dilakukan penanaman pepaya. Pengendalian yang paling efektif adalah berdasarkan konsep PHT dan selalu memperhatikan dampak pestisida terhadap pencemaran lingkungan hidup. Untuk itu disarankan agar petani dan petugas mampu merubah sikap pengandalian OPT anggrek secara benar sehingga produksi meningkat UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kantor Kementrian Riset dan Teknologi melalui program RUSNAS Pengembangan Buah-buah Unggulan Indonesia di Pusat Kajian Buah-buahan Tropika PKBT atas bantuan dana dan fasilitas dalam pelaksanaan penelitian ini. Terima kasih disampaikan kepada pimpinan laboratorium Sistematika Serangga Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Institut Pertanian Bogor, juga kepada Bu Dewi dan Bu Is yang membantu dalam terlaksananya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA The papaya mealybug, Paracoccus marginatus Williams and Granara de Willink Hemiptera Pseudococcidae, is recorded from the Oriental Region for the first time, where it was found in Indonesia Java and India Tamil Nadu in 2008. Papaya mealybug is a polyphagous pest that damages many tropical crops. A native of Central America, it spread to the Caribbean region and South America in the 1990s; since then it has been accidentally introduced to some islands in the Pacific region. The distribution, host range and characteristics of the mealybug are summarized. Cecilia Bueno and E. Prado, 2004. Desenvolvimento de Dysmicoccus brevipes Cockerell HemipteraPseudococcidae emduas cultivars de abaxi. Cienc agrotec 28 5 1015-1020. CABI Centre for Agriculture and Bioscience International, 2003. Crop protection compendium. Wellingfort. Nosworthy Way. Wallingford. Oxfordshire. OX10 8DE. 7 Departemen Pertanian, sehat dengan produk hortikulturanusantara. Departemen Pertanian. Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Jakarta 114 hal.
hama thrips kutu serangga berwarna putih merupakan carrier